Mantan Komandan DII / TII Ingatkan Bahaya Neo-Khawarij

Salah seorang mantan komandan DI/TII untuk untuk tiga provinsi (Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat), Ustadz Fuad angkat bicara mengenai aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, terorisme adalah paham keliru yang keberadaannya sudah tak diinginkan sejak dulu.

"Ideologi terorisme adalah bentuk neo-khawarij yang sejak dulu selalu diwanti-wanti gerakan ini," papar mantan pemimpin organisasi makar ini dalam forum dialog dan pertemuan para dai yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) NTB, Rabu (20/7).

Fuad menegaskan bahwa kelompok ini memiliki semangat yang tinggi untuk menegakkan Islam, tapi dengan cara yang salah. Meskipun, katanya, mereka memakai hadits dan Al-Qur’an juga. "Pendakwah harus menempatkan Al-Qur’an dan hadits di tempat yang benar sesuai dengan asbabul nuzul dan asbabul wurud-nya (latar bekalang historis) agar tidak salah dalam menyampaikan suatu ayat dan hadits," paparnya.

Kepada para peserta dialog ia juga mengajak agar tidak gampang percaya kepada mereka yang fasih membaca Al-Qur’an dan menghafal Al-Qur’an dan hadits. Kita harus juga membekali diri dengan belajar ilmu agama kepada para ulama agar tidak tersesat dalam jalan kekerasan seperti mereka.

Kegiatan ini dihelat di aula Hotel Mutmainnah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai pukul 09.00 sampai dengan 15.30 WITA. Narasumber ahli yang hadir antara lain Ahmad Tebraya, guru besar UIN Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh para dai se-Kota Bima dengan jumlah 170 peserta.

Proses dialog peserta berlangsung dinamis. Mereka mendukung cara yang telah dilakukan oleh bnpt dalam membina keluarga mantan teroris dengan pendekatan kekeluargaan.

Komentar